Rangkaian Timer Sederhana
Skema Rangkaian Lampu Emergency
Pada rangkaian emergency diatas menggunakan beban LED sebagai penerangan emergency. Dan memang akhir-akhir ini banyak sekali kita temukan lampu-lampu emergency yang dijual dipasaran yang menggunakan LED, tetapi led yang digunakan bukan led sembarangan melainkan led yang mempunyai pancaran cahaya yang terang. Kelebihan dari penggunaan led ini yakni karena led sangat hemat sekali akan konsumsi daya sehingga dengan supply batere yang terbatas dapat menjalankan rangkaian dalam waktu yang cukup lama.
Komponen yang digunakan untuk rangkaian lampu emergency ini tidak terlalu banyak dan memang komponen-komponen yang digunakan adalah komponen-komponen yang umum digunakan seperti komponen untuk rangkaian power supply dan switching pengisian batere. IC LM 317 merupakan ic regulator yang berguna sebagai penghasil catu tegangan untuk supply batere. Transistor T2 (BD 140) berguna sebagai switching, yakni memutuskan arus menuju beban pada saat lampu PLN 220 volt hidup sehingga lampu penerangan akan padam. Tetapi pada saat lampu PLN tidak memberikan supply tegangan maka transistor T2 akan menyambungkan koneksi dari batere menuju beban lampu.
Komponen yang digunakan :
- Resistor : R1 (180 uhm), R2 (1,2 K), R3 sd R14 (100 ohm), R15 (1 K) dan R16 (16 ohm ; 5 watt )
- Kapasitor : C1 (1000 uF)
- Dioda : D1 sd D5(IN 4007)
- Transistor : T1 (BC 548) dan T2 (BD 140)
- Dioda Zener 6,8 volt
- IC : LM 317
- Batere charger
- Trafo
Rangkaian lampu emergency ini hanya untuk beban yang berdaya rendah, sedangkan untuk beban yang lebih besar anda bisa menggunakan batere yang berkapasitas besar dan transistor daya yang lebih sesuai.
Skema Rangkaian Pengusir Tikus
Skema Rangkaian Sirine Polisi
Gambar rangkaian sirine polisi dengan ic 555
Rangkaian sirine polisi di atas merupakan rangkaian sirine yang memanfaatkan dua buah IC 555 sebagai pembangkit pulsa dan penghasil suara lengkingan. Kedua ic 555 tersebut masing-masing membangun rangkaian multivibrator astable dan menghasilkan sinyal keluaran dengan frekuensi yang berbeda. Ini dimaksudkan agar salah satu dimanfaatkan sebagai pembangkit frekuensi cukup tinggi atau suara lengkingan dan yang satunya lagi sebagai pengatur ayunan dari suara lengkingan tadi. Jika diperhatikan prinsip kerja dari rangkaian ini mirip sekali dengan rangkaian modulasi fm. Dimana sinyal suara lengkingan diumpamakan sebagai sinyal frekuensi tinggi dari rangkaian oscillator dan sinyal pengatur ayunan lengkingan adalah sinyal informasi atau sinyal input yang akan di transmit. Hal ini sesuai dengan bentuk dari sinyal output yang dihubungkan dengan loudspeaker, dimana sinyal output tersebut mempunyai perubahan frekuensi secara teratur yang berupa rapat renggang gelombang.
Sebenarnya rangkaian sirine ini bisa lebih sederhana lagi jika anda menggunakan IC 556 yang merupakan dual multivibrator atau sebanding dengan dua buah IC 555. IC 556 mempunyai dua buah rangkaian multivibrator yang bisa anda menfaatkan supaya memenuhi alur kerja dari rangkaian penghasil suara sirine ini. Atau anda bisa juga membuatnya dengan menggunakan kombinasi beberapa transistor. Dan hal itu bisa saja anda lakukan mengingat rangkaian oscillator bisa dengan mudah dibuat dengan transistor.
Sesuai gambar diatas maka :
- R1, R2, dan C1 adalah merupakan penentu frekuensi dari sinyal yang dihasilkan oleh IC1
- R3, R4 dan C3 adalah merupakan penentu frekuensi dari sinyal lengkingan
- Sinyal yang dihasilkan oleh IC1 dikoneksikan pada pin 5 IC2 dimaksudkan agar mengendalikan sinyal lengkingan yang dihasilkan
- Sinyal suara lengkingan akan mengayun mengikuti kendali dari sinyal keluaran IC1
- Anda bisa melakukan percobaan guna memperoleh pemahaman lebih tentang rangkaian sirine polisi ini dengan mengganti nilai dari beberapa komponen penentu frekuensi seperti R1, R2, R3, R4, C1 dan C3.
Skema Rangkaian Pemancar Radio FM
Anda bisa membuat rangkaian pemancar radio sederhana. Radio pemancar fm sederhana bisa anda gunakan sebagai alat komunikasi skala kecil. Alat ini cocok digunakan sebagai alat pemancar informasi dalam satu lingkup daerah. Istilah sekarang bisa sebagai komunikasi antar anggota komunitas. Tapi jika anda malas membuatnya, anda bisa memberli alat yang sudah jadi seperti handy talky atau walky talky.
Skema Rangkaian Inverter
Rangkaian inverter adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan arus searah (DC) menjadi tegangan arus bolak balik (AC). Rangkaian inverter 100 watt dibawah terbagi menjadi dua bagian fungsi. Yang pertama bagian multivibrator astable yang berfungsi untuk menghasilkan pulsa-pulsa secara berkelanjutan. Anda bisa saja menggunakan rangkaian multivibrator lainnya seperti dengan menggunakan transistor atau IC NE 555, yang penting anda bisa memperoleh sinyal keluaran yang mempunyai ayunan amplitudo. Pada bagian kedua yaitu bagian driver transistor dan transformator yang berfungsi sebagai swicthing dan penaik tegangan menjadi tegangan 220 volt.
Gambar Rangkaian Inveter |
Skema Rangkaian Sensor Gerak Infra Merah
Rangkaian sensor gerak adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mendeteksi adanya gerakan. Rangkaian sensor diatas menggunakan cahaya infra merah sebagai pendeteksi gerakan. Pada bagian pemancar menggunakan IC NE 555 sebagai pembangkit sinyal. Frekuensi yang dihasilkan berkisar 5 KHz. Kemudian keluaran multivibrator tersebut dipancarkan dengan memanfatkan led infra merah. Pada bagian penerima menggunakan IC LM1458 sebagai comparator.
Rangkaian diatas merupakan rangkaian sensor gerak yang cukup sederhana dan bisa anda jadikan sebagai salah satu objek percobaan. Rangkaian diatas saya dapatkan dari www.circuitstoday.com. Contoh penggunaan trancaiver infra merah sebagai pendeteksi gerakan adalah pada rangkaian mouse komputer. Dimana mouse masa kini tidak lagi menggunakan bola pada bagian input sensor, sekarang sudah hampir semua mouse telah beralih ke aplikasi infra merah dan terbukti tingkat ketahanan dan style bisa dipenuhi.
Referensi :
www.circuitstoday.com
Frekuensi Suara Yang Bisa Didengar Binatang
Frekuensi suara yang bisa didengar oleh binatang sebenarnya adalah bermacam-macam tergantung dari jenis binatang itu sendiri.
- Infrasonic (1 Hz sd 20 Hz)
- Acoustic (20 Hz sd 20.000 Hz)
- Ultrasonic ( > 20.000 H)
Rangkaian Driver Speaker
Skema Rangkaian Power Amplifer 100 Watt
Skema Rangkaian Power Amplifier 50 Watt
RANGKAIAN ADC | ANALOG TO DIGITAL CONVERTER
Gambar rangkaian ADC (Analog Digital Converter)
Rangkaian ADC adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital, dalam artian sinyal yang awalnya tidak bisa ditentukan nilai numericnya menjadi sinyal yang mempunyai sifat numeric. Sebenarnya saat ini sudah banyak sekali IC yang dibuat khusus untuk kegunaan fungsi ADC, bahkan ada yang sudah terintegrated dengan IC Mikrokontroller yang pastinya lebih mendukung aplikasi rangkaian yang lebih komplek. Tetapi dengan contoh rangkaian adc diatas setidaknya anda akan dapat memahami prinsip kerja dari rangkaian adc yang sesungguhnya.
Sebenarnya prinsip dasar adc
muncul dari pemikiran bahwa sinyal analog yang mempunyai jangkah
amplitude dari 0 volt sampai dengan tegangan puncak bisa dibagi rata
menjadi beberapa potongan atau bagian yang nantinya setiap bagian
potongan tersebut mewakili satu angka numeric atau digital. Sebagai
contoh anda membuat rangkaian adc dengan menerapkan aturan jangkah
tegangan per 1 mV akan menghasilkan output 1 angka numeric, jika input
sinyal analog rangkaian anda adalah sinyal dengan tegangan 20 mV, maka
anda akan membagi jangkah amplitudo 20 mV tersebut menjadi 20 bagian dan
hasilnya anda akan mendapatkan output dengan jumlah numeric 20. Dengan
kata lain rangkaian adc anda berfungsi membagi tegangan analog dengan
jangkah pembagian per 1 mV. Lain cerita jika anda menerapkan aturan pada
rangkaian adc anda dengan jangkah pembagian per 1 V untuk mewakili satu
keluaran numeric, maka dapat dipastikan bahwa sinyal input analog 20 mV
tersebut hanya akan menghasilkan keluaran digital numeric 1. Begitupun
dengan sinyal analog 30 mV, 45 mV, 60 mV, 500 mV atau berapapun selama
tidak melebih 1 volt maka rangkaian adc anda tetap akan menghasilkan
angka 1 (satu).
Jadi dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa semakin rapat range pembagian yang digunakan pada rangkaian adc maka keluaran yang didapat akan semakin bagus dan mendekati sempurna. Sehingga dengan begitu kemungkinan pembalikan kembali sinyal keluaran menjadi sinyal analog akan lebih bisa dilakukan. Tetapi semuanya tergantung dari aplikasi dan kegunaan rangkaian adc anda tersebut, bisa saja penggunaan range yang lebih rapat malah akan menjadi sia-sia manakala aplikasi dari rangkaian tersebut hanya menuntut kegunaan yang lebih sederhana.
ANALISA DAN PRINSIP KERJA RANGKAIAN ADC|DIATAS
- Rangkaian
adc diatas memanfaatkan rangkaian pembanding op-amp sebagai
rangkaian dasar. Dimana perbedaan yang sedikit pada kedua terminal
input op-amp akan menghasilkan tegangan sebesar Vdd atau Vcc
op-amp. Jika tegangan pada terminal positif input lebih besar dari
pada terminal negative input maka keluaran adalah 9 volt (sesuai
dengan Vdd), sedangkan jika tegangan pada terminal negative input
lebih besar maka tegangan keluarannya adalah 0 volt (sesuai dengan
Vcc).
- Menggunakan 3 (tiga) buah op-amp dengan tujuan setiap satu op-amp mewakili satu jangkah pembagian tegangan input.
- Pada
masing-masing terminal negative input op-amp mendapatkan tegangan
referensi (penentuan) yang ditentukan oleh pembagian tegangan
antara R1, R2, R3 dan R4.
- R2,
R3 dan R4 sengaja dibuat dengan nilai yang sama dengan maksud
supaya tegangan pada terminal negative (referensi) masing-masing
op-amp membentuk jangkah atau range yang teratur.
- Masing-masing
terminal positif input op-amp digabung dan digunakan sebagai jalur
input sinyal analog. Hal ini sengaja diatur supaya posisi sinyal
input analog tersebut bisa dibaca oleh masing-masing op-amp yang
mana pada masing-masing terminal negative input op-amp tersebut
sudah dipasang tegangan penentu.
- IC3 mewakili range tegangan terendah, kemudian dilanjutkan oleh IC2, IC1 mewakili range tertinggi.
- Tegangan pada terminal negative input IC3 adalah (R4 / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt.
= (10K / 31,2K) x 9 volt = 2,89 volt.
- Tegangan
pada terminal negative input IC2 adalah ((R3+R4) / (R1+R2+R3+R4)) x
9 volt = (20K / 31,2K) x 9 volt = 5.77 volt
- Tegangan
pada terminal negative input IC1 adalah ((R2+R3+R4) /
(R1+R2+R3+R4)) x 9 volt = (30K / 31,2K) x 9 volt = 8,65 volt
- Jadi
dari perhitungan tegangan referensi pada terminal negative input
ke-tiga op-amp tersebut adalah mempunyai delta atau jangkah
tegangan 2.88 volt.
- Tegangan
2,88 volt ini yang saya sebut sebagai jangkah tegangan referensi
atau penentu. Jadi bisa disimpulkan bahwa rangkaian diatas akan
membaca sinyal input analog :
- 0 sd 2,88 volt sebagai angka 0
- > 2,88 volt sd 5,77 volt sebagai angka 1
- > 5,77 volt sd 8,65 volt sebagai angka 2
- > 8,65 volt sebagai angka 3
- Rangkaian
adc diatas hanya menghasilkan 2 (dua) digit keluaran, anda bisa
membuat rangkaian adc dengan digit keluaran yang lebih banyak dan
lebih rapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda.
PEMBANGKIT PULSA DENGAN GERBANG | OSCILLATOR GERBANG LOGIKA
Gambar rangkaian gerbang pembangkit pulsa | Oscillator gerbang logika
Rangkaian pembangkit pulsa diatas adalah merupakan pembangkit pulsa yang menggunakan gerbang logika.
Banyak sekali jenis dan variasi rangkaian yang bisa membangkitkan
pulsa. Yang paling sederhana adalah yang menggunakan transistor atau
yang sering disebut dengan flip-flop.
Setiap variasi rancangan rangkaian pembangkit pulsa mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tinggal bagaimana keputusan anda agar rangkaian tersebut tepat guna. Contohnya untuk membuat sinyal clock untuk kegunaan yang sederhana anda bisa hanya memanfaatkan transistor tetapi jika membutuhkan sinyal clock yang lebih akurat dan bentuk pulsa yang sempurna anda bisa menggunakan IC Astable ataupun gerbang logika. Atau barang kali anda butuh sinyal dengan frekuensi tinggi sekali ( sd Mhz) anda bisa memanfaatkan kombinasi inductor, resistor dan kapasitor.
Nilai
frekuensi dari rangkaian gerbang pembangkit pulsa diatas adalah
ditentukan oleh nilai kapaitor C2, R2, R3 dan VR2. Semakin besar nilai
dari komponen-komponen tersebut maka frekuensi akan semakin rendah dan
sebaliknya. Sebenarnya tidak ada yang sulit untuk membuat rangkaian
pembangkit pulsa, hampir semua rangkaian yang berbasis waktu adalah
memanfaatkan sifat pengisian dan pelepasan muatan pada kapasitor. Oleh
karena itu seperti apapun bentuk variasi rangkaian pembangkit pulsa,
selalu saja nilai kapasitor yang lebih besar akan membuat frekuensi yang
dihasilkan lebih kecil atau periode waktu yang lebih lama, sedangkaan
nilai kapasitor yang lebih kecil akan menghasilkan frekuensi keluaran
yang lebih besar.
SKEMA RANGKAIAN SUMMING INVERTING
Gambar rangkaian summing inverting | gambar rangkaian summing amplifier
Summing Amplifier adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mejumlahkan dua buah atau lebih tegangan listrik. Rangkaian ini dibuat dengan menggunakan IC Operational Amplifier yang memiliki banyak kegunaan dan aplikatif. Contoh lain rangkaian elektronika yang mengandalkan ic op-amp adalah seperti rangkaian DAC (Digital Analog Converter) dan ADC (Analog Digital Converter) serta banyak lagi contoh rangkaian lain. Rangkaian summing ini juga sebenarnya sama dengan operational amplifier lainnya, hanya saja bedanya pada pengaturan tahanan input.
Rangkaian summing diatas menghasilkan keluaran yang terbalik (inverting), hal ini dikarenakan rangkaian tersebut diatas menggunakan rangkaian inverting sebagai rangkaian dasar. Secara definisi keluaran dari rangkaian summing inverting diatas mungkin dapat anda simpulkan bahwa Vout = Vin1 + Vin2 + Vin3 + Vdst. Tetapi sebenarnya kondisi rumus tersebut sengaja dirancang dengan memanfaatkan sifat tahanan parallel pada bagian input rangkaian. Seperti contoh rangkaian inverting yang mempunyai tahanan input yang sama dengan tahanan penguatan, maka gain (penguatan) dari rangkaian tersebut adalah 1 (satu) kali. Tegangan keluaran yang didapat adalah 1 x tegangan input, sehingga tegangan ouput = tegangan input. Tapi jika anda menambahkan satu buah tahanan yang mempunyai nilai sama dengan tahanan input secara parallel maka sesuai dengan rumus tahanan pengganti parallel, tahanan input akan menjadi ½ dari tahanan penguatan. Pada kondisi ini tegangan keluaran yang didapat adalah (1 / (1/2)) x Vin = 2 x Vin. Jadi sama seperti anda membuat dua buah input yang kemudian dari keduanya tersebut anda jumlahkan sebagai hasil dari tegangan keluaran.
Prinsip dasar dari rangkaian summing inverting ini adalah mempunyai tahanan input yang sama pada masing-masing jalur input yang ada. Tahanan input tersebut juga mempunyai nilai yang sama dengan tahanan penguatan. Jadi jika seandainya hanya menggunakan satu buah jalur input maka tegangan output akan sama dengan tegangan input. Hal itu dikarenakan nilai gain atau penguatan adalah 1. Sedangkan jika semakin banyak jalur input maka nilai penguatan juga akan semakin besar dikarenakan tahanan pengganti input akan semakin kecil akibat hubungan tahanan yang parallel.
ANALISA DAN KESIMPULAN RANGKAIAN SUMMING INVERTING
- Tegangan
keluaran berkebalikan dengan tegangan masukan dikarenakan
penggunaan dasar rangkaian inverting amplifier biasa.
- Tegangan
input seolah-olah dijumlahkan oleh rangkaian, padahal sebenarnya
hanya memanfaatkan hubungan parallel tahanan input, dimana
penetapan nilai tahanan yang sama pada masing-masing jalur input
akan mengakibatkan penguatan yang teratur, sehingga tegangan
keluaran akan didapat dengan penguatan yang teratur pula.
- Atau bisa juga anda ibaratkan setiap jalur input adalah berada pada posisi masing-masing secara terpisah dan mempengaruhi penguatan ouput secara terpisah pula. Pada masing-masing jalur berlaku penguatan (Rgain / Rinput).
Cara kerja rangkaian summing inverting ini sama dengan jenis rangkaian op-amp lainnya seperti ADC dan DAC, yang pasti apapun variasinya, tegangan output adalah (Rgain / Rinput) x tegangan input.
SKEMA RANGKAIAN KUNCI DIGITAL
Gambar rangkaian kunci digital | kunci elektronik
Rangkaian kunci elektronik adalah merupakan rangkaian elektronika yang bisa digunakan sebagai security system atau system keamanan. Sudah banyak sekali kita temukan pada zaman sekarang contoh-contoh yang menerapkan fungsi dari rangkaian kunci elektronik atau kunci digital ini. Seperti contoh penerapan system keamanan pada brankas-brankas yang digunakan oleh perusahaan penyedia jasa keuangan seperti perbankan. Atau contoh yang lain bisa kita temukan pada penggunaan PIN (Personal Identification Number) pada mesin atm dan mesin electronic data capture lainnya. Memang bisa dikatakan rangkaian diatas adalah merupakan contoh dasar dari penerapan system keamanan yang berbasis disiplin ilmu elektronika digital. Tapi anda bisa mengembangkan menjadi rangkaian yang lebih komplek sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda.
Rangkaian kunci digital diatas hanya memenuhi pengamanan yang mempunyai fungsi pembandingan sebanyak 2 digit. Dimana terdiri dari bagian penentu nilai awal dan bagian pengolah kode masukan. Pada bagian penentu nilai referensi awal digunakan dua buah ic counter yang masing-masing mewakili digit satuan dan digit puluhan. Dimana masukan dari ic counter ini berasal dari dua buah saklar push button sebagai saklar picu. Untuk meredam bouncing dari hentakan saklar push button tersebut, maka digunakan penyulut Schmitt trigger. Sehingga input cacahan akan sempurna dan tidak terjadi error cacahan alias cacahan yang melompat-lompat.
Kemudian ke-8 bit (masing-masing 4 bit) dari hasil rangkaian counter tersebut dibandingkan dengan 8 bit dari bagian input kunci dengan menggunakan ic pembanding 4063. Bila hasil dari perbandingan tersebut sama maka rangkaian driver transistor akan menggerakkan solenoid yang dicouple dengan pintu. Bila hasil perbandingan tidak sama maka solenoid tidak akan tergerak dan pintu tidak akan bisa terbuka. Tapi jangan takut karena telah disediakan saklar emergency yang berguna sebagai pembuka manual jika terjadi permasalahan pada rangkaian pembandingan atau kelupaan (human error).